Pagi ini di beranda facebook,
saya melihat beberapa foto yang dibagikan Ibu Narty-
Koe. Foto-foto tersebut berasal dari akun Adhy
Advar's. Dalam foto tersebut Mahasiswa Geologi, Kepala Lab Geografi Daud
Nino AlfaTih Yusuf, dan Ketua
Jurusan ITK Dr. Sunart S. Eraku, berdiri membelakangi 8 dus dan 3
rak telur. Adhy
Advar's juga menuliskan status bersahaja “Sederhana tapi insya Allah
berkah”.
Nampaknya
mereka akan memberikan bantuan kepada korban banjir yang melanda
Provinsi Gorontalo. Kegiatan ini mengisyaratkan bahwa mahasiswa
sangat peduli dengan bencana alam yang tengah terjadi.
Pemerintah
Kabupaten Gorontalo, menurut AntaraGorontalo.com (26/10/2016), telah menetapkan status darurat bencana banjir bandang
menyusul banjir yang menggenangi sembilan kecamatan yang
mengakibatkan ribuan rumah terendam dengan jumlah korban banjir
mencapai 15.000 orang.
Kompas.com juga memberitakan, selain
di Kabupaten Gorontalo, banjir juga melanda Kabupaten Boalemo. Bahkan
Di Desa Pangea, ketinggian air mencapai 2 meter. Belum diketahui
kondisi warga desa saat ini.
Setelah El Nino, La Nina
Tiada yang sanggup melawan alam kecuali Avatar, film animasi. Tahun lalu, banyak petani mengeluh: lahannya mengering, jagung tumbuh kerdil, padi gagal panen, tiada keuntungan. Pemerintah lantas memberikan program Asuransi Pertanian.
Dilansir dari www.gorontaloprov.go.id, Gubernur bekerja sama dengan pihak asuransi untuk melindungi lahan
sawah petani pada musim tanam mendatang. Dijelaskannya, setiap hektar
lahan sawah dibebankan premi asuransi Rp 180 ribu, hanya saja
sebagian premi ini ditanggung pemerintah yakni Rp 144 ribu. “Jadi
yang dibayar petani per hektar hanya Rp 36 ribu, kalau petani hanya
punya setengah hektar berarti hanya Rp 18 ribu,” tandasnya.
Kepala
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura (Distan-TPH) Provinsi
Gorontalo DR. Mulyadi D Mario kepada Gorontalo Post menjelaskan,
asuransi pertanian kali ini baru untuk lahan sawah. Dan Tanggungan
asuransi kata Mulyadi cukup besar, yakni mencapai Rp 6 juta per
hektar. “Dan yang ditanggung asuransi adalah sawah yang rusak
diatas 75 persen,” terangnya.
Menurut penelusuran mendalam, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika memprediksikan dalam beberapa
hari ke depan daerah Gorontalo akan dilanda hujan sedang hingga lebat
dengan durasi lama. "Dari
Citra satelit cuaca kanal "Water Vapour" tampak bahwa di
lapisan menengah sekitar Sulawesi Tengah, Gorontalo dan Sulawesi
Utara masih melimpah akan uap air," jelasnya. Uniknya, Prediksi ini diungkapkan 20 Juni 2016. Bahkan,
lanjutnya, pada kwartal akhir tahun 2016 beberapa lembaga meteorologi
dunia termasuk BMKG memprediski peluang adanya La Nina. La
Nina merupakan fenomena turunnya suhu permukaan air laut di Samudera
Pasifik, yang lebih rendah dari wilayah sekitarnya. (ANTARA GORONTALO)
0 coment�rios: